Berdasarkan pantauan wartawan pada Sabtu (19/7/2025) malam, aktivitas truk tanah terlihat sangat padat. Kendaraan besar tersebut melaju dalam jumlah besar, mengangkut tanah urukan menuju wilayah pesisir utara Tangerang. Kondisi ini membuat udara malam di sepanjang jalan dipenuhi kabut debu yang menyulitkan jarak pandang.
“Kalau malam seperti ini, susah nafas. Debunya masuk rumah, motor juga susah lewat karena gelap dan licin,” ungkap Rendi, warga Desa Kayu Agung.
Tak hanya membuat jalan ngebul dan membahayakan pengendara, lalu lintas truk bertonase besar itu juga merusak badan jalan. Aspal terlihat retak, berlubang, bahkan beberapa titik sudah membentuk kubangan besar. Lubang-lubang tersebut sering kali memicu kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor yang melintas malam hari.
Menurut warga, kondisi jalan rusak dan berdebu ini sudah berlangsung sejak berbulan-bulan, namun belum ada penanganan berarti dari pemerintah daerah.
“Ini jalan utama penghubung Pakuhaji ke Sepatan, harusnya jadi perhatian. Tapi sekarang seperti jalan tambang. Truk-truk besar lewat seenaknya, tanpa pengawasan,” keluh Ibu Sari, warga lainnya.
Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas, baik dengan membatasi tonase kendaraan yang melintas maupun melakukan perbaikan jalan dan penyiraman debu secara rutin.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Dinas Bina Marga atau Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang.
0Komentar